Hari Santri Nasional 22 Oktober, Bangkitkan Kembali Kemunduran Pendidikan
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam Bersabda: “Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga“. (H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud)
Sudah tahukah anda tentang peringatan Hari Santri Nasional atau yang disingkat HSN?, Hari Santri Nasional jatuh pada tanggal 22 Oktober bertepatan dengan dicetuskannya "Resolusi Jihad" oleh KH. Hasyim Asy'ari selaku pendiri Nadlatul Ulama (NU) pada tanggal 22 Oktober 1947.
Peringatan Hari Santri Nasional diharapkan memberikan semangat kepada para pejuang islam dalam hal ini para alim ulama didalam membangkitkan kembali semangat pendidikan dalam menuntut ilmu.
"Masih ada kesan kalau menjadi santri itu suatu kemunduran karena pendidikan pesantren dianggap kelas dua. Akhirnya santri menjadi minder," ujar Iik Abdul Chalik selaku Bendahara Yayasan Pesantren Sirnamiskin SMK Terpadu Ad Dimyati, seperti dilansir dari pikiran-rakyat, Jumat, 21 Oktober 2016.
KH. Hasyim Asy'ari menyatakan dalam "Resolusi Jihad" nya bahwa, adalah fardu ain hukum untuk membela bangsa didalam menghadapi agresi kedua militer Belandan.
"Dengan adanya Resolusi Jihad ini sehingga semua kekuatan bangsa khususnya kaum Muslimin terjun ke medan perang mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih," ujar Iik kembali.
Iik menambahkan, peringatan Hari Santri Nasional sangat bermakna strategis pada saat ini, yaitu membangkitkan kembali pendidikan di kalangan pesantrenan sehingga menjadi lembaga pendidikan yang lebih bermutulagi.
"Karena pendidikan terbaik adalah di pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pesantren menerapkan sistem asrama atau kobong yang dalam pendidikan modern disebut boarding school. Dengan adanya sistem asrama ini membuat penanaman nilai-nilai karakter dapat ditumbuhkan sebab santri belajar selama 24 jam," pungkasnya.
 |
| Gambar: Arrahmah |
Sudah tahukah anda tentang peringatan Hari Santri Nasional atau yang disingkat HSN?, Hari Santri Nasional jatuh pada tanggal 22 Oktober bertepatan dengan dicetuskannya "Resolusi Jihad" oleh KH. Hasyim Asy'ari selaku pendiri Nadlatul Ulama (NU) pada tanggal 22 Oktober 1947.
Peringatan Hari Santri Nasional diharapkan memberikan semangat kepada para pejuang islam dalam hal ini para alim ulama didalam membangkitkan kembali semangat pendidikan dalam menuntut ilmu.
"Masih ada kesan kalau menjadi santri itu suatu kemunduran karena pendidikan pesantren dianggap kelas dua. Akhirnya santri menjadi minder," ujar Iik Abdul Chalik selaku Bendahara Yayasan Pesantren Sirnamiskin SMK Terpadu Ad Dimyati, seperti dilansir dari pikiran-rakyat, Jumat, 21 Oktober 2016.
KH. Hasyim Asy'ari menyatakan dalam "Resolusi Jihad" nya bahwa, adalah fardu ain hukum untuk membela bangsa didalam menghadapi agresi kedua militer Belandan.
"Dengan adanya Resolusi Jihad ini sehingga semua kekuatan bangsa khususnya kaum Muslimin terjun ke medan perang mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih," ujar Iik kembali.
Iik menambahkan, peringatan Hari Santri Nasional sangat bermakna strategis pada saat ini, yaitu membangkitkan kembali pendidikan di kalangan pesantrenan sehingga menjadi lembaga pendidikan yang lebih bermutulagi.
"Karena pendidikan terbaik adalah di pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pesantren menerapkan sistem asrama atau kobong yang dalam pendidikan modern disebut boarding school. Dengan adanya sistem asrama ini membuat penanaman nilai-nilai karakter dapat ditumbuhkan sebab santri belajar selama 24 jam," pungkasnya.
0 Response to "Hari Santri Nasional 22 Oktober, Bangkitkan Kembali Kemunduran Pendidikan"
Post a Comment