Membaca Qur’an Hanya Menyita Waktu? Renungkan Hal Ini Dulu!
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri". (QS Al Fathir: 29-30)
Orang yang berpikir bahwa membaca Qur’an dianggap menyita dan menghabiskan waktunya, akan lebih memilih untuk mengisi waktu tersebut dengan kegiatan lain yang dianggapnya akan lebih menghasilkan dan menguntungkan secara duniawi. Walaupun memang, secara hitung-hitungan matematika, membaca Qur’an dapat mengurangi waktu beberapa menit ataupun jam dari jumlah 24 jam dalam satu hari.
Sungguh, waktu yang digunakan untuk membaca Al Qur’an tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ganti dengan keberkahan yang berlipat ganda dan tidak terhingga.
Membaca Al Qur’an Didalamnya Ada Pahala Dan Keberkahan
Berkah berarti bertambah atau tumbuh, dimana wujudnya bisa dalam bentuk yang bermacam-macam, diantaranya, pekerjaan yang mudah untuk diselesaikan, produktivitas yang semakin meningkat tajam, kesehatan yang terjaga ataupun keuntungan yang berlipat.
Lain halnya dengan mereka yang menngalami stress atau sedang kebingungan mencari inspirasi dan waktunya habis tanpa produktivitas. Justru itulah waktu yang tiada berkah dan hilang begitu saja dengan sia-sia.
Orang-orang Sholeh dan Ulama-ulama terdahulu, mereka menghabiskan umurnya dengan membuat karya yang agung. Padahal saat itu belum ada teknologi penunjang seperti mesin tik ataupun komputer. Semuanya masih dikerjakan dengan manual tulisan tangan. Ditambah lagi dengan kondisi yang terkadang terasa sulit.
Kenapa mereka bisa melakukannya hingga akhir hidupnya? Ini semua karena waktu mereka penuh dengan keberkahan dan tentu saja sumbernya dari membaca Al Qur’an.
Alkisah menceritakan bahwa Ibrahim bin Abdul Al Maqdisi berwasiat kepada Al Dhiya Al Maqdisi sebelum pergi menuntut ilmu.
“Perbanyaklah membaca Al Qur’an. Jangan kamu tinggalkan. Karena kemudahan yang akan kamu peroleh dalam pencarianmu akan berbanding lurus dengan kadar yang kamu baca.”
Kemudian Al Dhiya Al Maqdisi berkata, “Lalu aku renungi hal itu dan aku praktekkan berkali-kali. Setiap kali aku membaca banyak, semakin mudah aku menghafal hadist dan menulisnya. Jika aku tidak membaca, tidak mudah aku melakukannya.”
Jelaslah sudah bahwa membaca Al Qur’an bukanlah menyita dan menghabiskan waktu, namun justru membawa keberkahan dalam setiap pekerjakan yang kita lakukan menjadi lebih bermakna dan maksimal.
Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dalam meluangkan waktu untuk membaca Al Qur’an, bukan hanya sekedar membaca Al Qur’an dikala waktu luang saja. Wallahu A’lam
Ilustrasi - Gambar: Muslim |
Orang yang berpikir bahwa membaca Qur’an dianggap menyita dan menghabiskan waktunya, akan lebih memilih untuk mengisi waktu tersebut dengan kegiatan lain yang dianggapnya akan lebih menghasilkan dan menguntungkan secara duniawi. Walaupun memang, secara hitung-hitungan matematika, membaca Qur’an dapat mengurangi waktu beberapa menit ataupun jam dari jumlah 24 jam dalam satu hari.
Sungguh, waktu yang digunakan untuk membaca Al Qur’an tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ganti dengan keberkahan yang berlipat ganda dan tidak terhingga.
Membaca Al Qur’an Didalamnya Ada Pahala Dan Keberkahan
Berkah berarti bertambah atau tumbuh, dimana wujudnya bisa dalam bentuk yang bermacam-macam, diantaranya, pekerjaan yang mudah untuk diselesaikan, produktivitas yang semakin meningkat tajam, kesehatan yang terjaga ataupun keuntungan yang berlipat.
Lain halnya dengan mereka yang menngalami stress atau sedang kebingungan mencari inspirasi dan waktunya habis tanpa produktivitas. Justru itulah waktu yang tiada berkah dan hilang begitu saja dengan sia-sia.
Orang-orang Sholeh dan Ulama-ulama terdahulu, mereka menghabiskan umurnya dengan membuat karya yang agung. Padahal saat itu belum ada teknologi penunjang seperti mesin tik ataupun komputer. Semuanya masih dikerjakan dengan manual tulisan tangan. Ditambah lagi dengan kondisi yang terkadang terasa sulit.
Kenapa mereka bisa melakukannya hingga akhir hidupnya? Ini semua karena waktu mereka penuh dengan keberkahan dan tentu saja sumbernya dari membaca Al Qur’an.
Alkisah menceritakan bahwa Ibrahim bin Abdul Al Maqdisi berwasiat kepada Al Dhiya Al Maqdisi sebelum pergi menuntut ilmu.
“Perbanyaklah membaca Al Qur’an. Jangan kamu tinggalkan. Karena kemudahan yang akan kamu peroleh dalam pencarianmu akan berbanding lurus dengan kadar yang kamu baca.”
Kemudian Al Dhiya Al Maqdisi berkata, “Lalu aku renungi hal itu dan aku praktekkan berkali-kali. Setiap kali aku membaca banyak, semakin mudah aku menghafal hadist dan menulisnya. Jika aku tidak membaca, tidak mudah aku melakukannya.”
Jelaslah sudah bahwa membaca Al Qur’an bukanlah menyita dan menghabiskan waktu, namun justru membawa keberkahan dalam setiap pekerjakan yang kita lakukan menjadi lebih bermakna dan maksimal.
Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dalam meluangkan waktu untuk membaca Al Qur’an, bukan hanya sekedar membaca Al Qur’an dikala waktu luang saja. Wallahu A’lam
0 Response to "Membaca Qur’an Hanya Menyita Waktu? Renungkan Hal Ini Dulu!"
Post a Comment