Pemakaian Batu Cincin, Akik dan Permata Dalam Pandangan Islam


“Dari Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah saw itu terbuta dari perak dan mata cincinnya itu mata cincin Habasyi." (HR Muslim)

Pemakaian Batu Cincin, Akik dan Permata Dalam Pandangan Islam
Batu Cincin, Akik dan Permata - Foto (Bintang.com)

Imam Muslim meriwayatkan bahwa, cincin Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bertuliskan Lafadz "MUHAMMAD RASUL ALLAH", Lafadz Allah berada pada baris pertama sedangkan pada baris ke dua bertuliskankan kata Rasul serta pada baris ke tiga bertuliskan kata Muhammad.

Sepeninggal Beliau Shallallahu'alaihi Wasallam, Sayyidina Umar bin Khattab lah yang memakai cincin tersebut yang kemudian diwariskan kepada Sayyidina Utsman bin Affan.

Suatu ketika, Sayyidina Utsman menjatuhkannya di sebuah sumur dan hilang. Sumur itu pun diberi nama sumur Khatam yang berarti sumur cincin.

Dalam bahasa Arab, arti Khatam berarti penutup. Biasanya, penutup sebuah surat, yakni dengan legalisasi sebuah stempel. Orang Arab sering menyebut stempel dengan sebutan khatam. Karena cincin Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam merupakan sebuah stempel, cincin juga disebut sebagai khatam.

Abu Dawud meriwayatkan bahwa, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memakai cincin pada jari kelingking tangan kanan beliau. Seperti riwayat dari Muhammad bin Ishaq yang mengatakan,

"Aku menyaksikan Ibnu Abdullah bin Naufal bin Abdul Mutthallib memakai cincin di jari kelingking kanan.

Aku bertanya padanya, "Apa ini?"

Dia menjawab, "Aku pernah melihat Ibnu Abbas mengenakan cincinnya seperti ini dan menjadikan batu cincinnya di bagian luarnya."

Dia mengatakan, "Tidaklah Ibnu Abas meyakini hal itu, kecuali dia menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengenakan cincinnya seperti itu.".

Beberapa ahli hadits mengatakan, hadits yang diriwayatkan Abu Daud diatas merupakan hadis yang paling kuat di antara hadits lainnya yang bisa dijadikan hujjah dalam hal cincin.

Para ulama menafsirkan, pemakaian cincin di tangan kanan karena memang tangan kanan dianggap lebih mulia dari tangan kiri. Sedangkan, pemilihan jari kelingking agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari karena jari kelingking tidak terlalu signifikan penggunaannya.

Namun, pada dasarnya tak ada sunah yang secara eksplisit mengharuskan pemakaian cincin pada jari kelingking tangan kanan. Bisa saja di jari tangan mana pun, sesuai keinginan masing-masing. Namun, beberapa riwayat menyebutkan, tidak disukai pemakaian cincin pada jari telunjuk, jempol, dan jari tengah.

Diriwayatkan dari Imam Muslim yang berdasarkan hadis dari Yahya bin Yahya yang mengatakan, Abu al-Ahwas meriwayatkan dari Aasim bin Kulaib dari Abu Burdah yang mengatakan,

"Ali bin Abi Thalib berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam melarangku memakai cincin pada jari ini atau ini." Ali mengisyaratkan kepada jari tengah dan yang sebelahnya (telunjuk dan ibu jari)".

Lalu, seperti apa cincin yang dipakai Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam?

Ilustrasi Cincin Nabi Muhammad Rasulullah
Ilustrasi Cincin Nabi Muhammad - Gambar (rachmatalamsyah.com)

Dalam riwayat Muslim disebutkan, Rasulullah pernah memakai cincin yang batunya berjenis Habasyi.

“Dari Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam itu terbuta dari perak dan mata cincinnya itu mata cincin Habasyi." (HR Muslim)

Batu ini sejenis batu berwarna hitam kemerah-merahan yang berasal dari Afrika. Beberapa kalangan menyebutnya dengan nama batu Akik Yaman.

Jenis batu Habasyi ini dapat ditemui di daerah Afrika dan Yaman. Banyak cara untuk mengenali batu ini. Di antaranya dengan mengenali warnanya yang merah tua pekat atau merah darah. Walau terlihat kehitam-hitaman, jika disuluh dengan cahaya akan terpancar warna merah tua pekat. Batu akik Yaman ini banyak dipakai para pengusaha dari Yaman.

Ada riwayat yang menyebutkan, cincin Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam tersebut dihadiahkan oleh Raja Najasyi Yaman. Awalnya, cincin tersebut merupakan cincin emas bertahtakan batu Habasyi ini. Namun, Beliau Shallallahu'alaihi Wasallam tidak ingin memakai emas. Akhirnya, cincin itu beliau hadiahkan kepada cucunya Umamah putri dari Zainab.

Dalam Islam, laki-laki boleh memakai perhiasan berupa cincin. Adapun perhiasan lain, seperti kalung, anting, dan sebagainya tidak diperbolehkan karena bersifat meniru perempuan.

Pemakaian cincin pada laki-laki hanya diperbolehkan untuk perhiasan semata. Haram hukumnya jika meyakini sebuah cincin memiliki kekuatan gaib.

Suatu ketika, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah melihat seorang laki-laki memakai gelang dari tembaga. Rasulullah menanyakan apa yang dipakainya. "Ini adalah al-Wahinah (penyembuh/ penangkal penyakit)," jawabnya. Rasulullah SAW pun bersabda, "Tanggalkanlah segera, sesungguhnya dia tidak menambahkan kepadamu, melainkan kelemahan." (HR Ahmad).

Wallahu 'Alam

BERLANGGANAN ARTIKEL GRATIS!
Update artikel terbaru akan kami kirim langsung ke alamat email anda.

Anda perlu mengkonfirmasi link aktivasi yang kami kirim ke email anda!

0 Response to "Pemakaian Batu Cincin, Akik dan Permata Dalam Pandangan Islam"

Post a Comment