Belajar Kasih Sayang Dari Rahmatnya Sosok Seorang Ibu
"Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa ~ Sesungguhnya Allah terhadap kalian maha mengawasi." (QS. An-Nisa:1)
Ilustrasi Kasih Sayang - Foto (chrisantosinatra.blogspot.com) |
Jika kita telusuri dalam berbagai ilmu sejarah, bahwasannya semua manusia berasal dari satu pangkal jiwa,
Meskipun berbeda warna kulit dan bahasa, agama maupun negara, tetaplah kita semua bersaudara,
Bahkan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam pun secara zohirnya,
Tetaplah berpangkal dari jiwa yang satu yaitu Nabi Adam 'Alaihi Salam.
Jika begitu rumusnya, maka sudah selayaknya lah kita semua memiliki rasa kasih sayang serta tenggang rasa terhadap satu sama lain.
Yaitu seperti rasa kasih sayangnya seorang ibu terhadap anak-anaknya.
Apapun agama yang di anut oleh seorang ibu,
Tetaplah anak-anaknya akan ia susui dan ia rawat dengan sebaik-baiknya.
Meskipun si ibu itu adalah seorang atheis sekalipun.
Rahmat dan kasih sayang terhadap anak-anaknya tidak akan sirna dimakan usia,
Ia tidak akan membiarkan anaknya dalam keadaan gelisah dan merasa susah,
Ia akan merawat anaknya walaupun hanya sekedar tertusuk duri,
Ia akan tetap berlaku lemah lembut meskipun si anak sering membentaknya,
Ia yang akan menenangkan anaknya ketika si anak terbangun dari mimpi buruknya,
Karena ia adalah sosok yang paling tanggap terhadap anak-anaknya.
Dan memang seperti itulah ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam,
Di dalam Kitab Riyadhus Shalihin disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abi Amr Jabir Bin Abdillah Radhiallahu’anhu,
Yang bisa mengajarkan kepada kita semua untuk memiliki rasa kasih sayang dan simpati terhadap orang lain,
Di suatu siang hari, Abi Amr Jabir Bin Abdillah sedang berada didekat Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam,
Lalu datang suatu kaum dari kaum Mudhor dengan berpakaian hanya terselubungkan selembar kain kasar yang bergaris,
Yang kain itu dilubangi bagian tengahnya oleh sebuah pedang,
Dengan lubang itu maka kain tersebut dimasukan melalui kepalanya untuk menutupi sebagian tubuhnya,
Saat Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam melihat mereka,
Maka berubahlah wajah Baginda Nabi menjadi muram karena melihat keadaan mereka menderita kemiskinan,
Lalu Baginda Nabi masuk kemudian keluar kembali dan memerintahkan bilal untuk adzan serta iqomat serta sholat,
Selepas Sholat Baginda Nabi berkhotbah dengan mengucapkan firman Allah Ta'ala,
"Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa, dan dari padanya Allah menciptakan pasangan, dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah terhadap kalian maha mengawasi." (QS. An-Nisa:1)
Kaum mudhor adalah suatu kaum yang didalamnya banyak sekali orang-orang kaya,
Tetapi mereka semua itu tidak memiliki rasa simpati terhadap satu sama lain,
Diantara mereka tidak ada yang memberikan contoh yang bagus dalam hal kemurahan tangan kepada orang-orang miskin,
Sehingga satu sama lain saling balas membalas dalam hal kepelitannya.
Di dalam hadits diatas, Baginda Nabi berkhutbah dengan Satu ayat dari Al-Quran yaitu Surat An-Nisa,
An-Nisa berarti suratnya perempuan, yang dari satu orang perempuan itu akan timbul generasi yang banyak.
Dari perut seorang perempuan itulah rahim di ciptakan,
Rahim artinya adalah kasih sayang,
Karena memang seorang perempuan atau ibu lah yang mempunyai rasa kasih sayang yang luar biasa,
Ia akan merawat dan membesarkan anak-anaknya karena ada rahmat didalam hatinya,
Ia tidak akan merasa senang sementara anaknya berada dalam penderitaan.
Di dalam surat An-Nisa ini pula disebutkan,
"Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kalian kepada Tuhan kalian"
Tidak menyebutkan,
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Tuhan kalian"
Padahal kata-kata taqwa biasanya disangkutkan kepada orang mukmin,
Ini artinya secara umum manusia, baik dia beriman atau tidak beriman,
Ia harus mempunyai jiwa kasih sayang kepada yang lainnya.
Jadi perintah kasih sayang itu tidak hanya ditujukan bagi orang yang beriman saja,
Tetapi berlaku pula untuk semua manusia dengan tidak membedakan ras, suku serta agama.
Itu berarti namanya kita mempunyai rasa prikemanusiaan,
Walaupun hanya kepada seekor kucing kurus yang sedang kelaparan.
Wallahu a’lam bish-shawab, demikian dan semoga ada manfaatnya.
Baca juga:
Sumber:
- Kitab Riyadhus Shalihin
- Wejangan Guruku Tercinta
0 Response to "Belajar Kasih Sayang Dari Rahmatnya Sosok Seorang Ibu"
Post a Comment