Syair Senandung Kematian Sang Abu Nawas


"Apabila kematian telah mencengkramkan kuku-kukunya, maka engkau akan menjumpai setiap ajimat apapun tidak akan berguna lagi". (Abu Nawas)

Abu Nawas - Syair Senandung Kematian Sang Abu Nawas
Ilustrasi Abu Nawas - Gambar (kisahteladan313.blogspot.com)

Abu Nawas atau Abu Nuwas adalah seseorang ulama kahikat dari kalangan orang-orang sufi dari kota Baghdad di Irak yang hidup se zaman dengan Khalifah Harun Al Rasyid.

Khalifah Harun Al Rasyid sendiri adalah salah satu bagian dari khalifah Daulah Bani Abbasiyyah pada masa itu.

Lahir di kota Ahvaz Persia pada tahun 145 H dan mempunyai nama asli Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami.

Di dalam catatan sejarah islam, Sosok Abu Nawas dikenal sebagai orang yang soleh dan jenaka.

Dia termasuk salah seorang kekasih Allah yang pandai didalam bersyair dan merupakan salah satu tokoh pemimpin yang mashur pada zaman itu bagi para penyair lainnya.

Ibu bernama Jalban dan ayahnya bernama Hani al-Hakam, Abu Nawas dikenal sebagai tokoh yang kontroversial juga unik

Gayanya di dalam bersyair mempunyai gaya bahasa yang halus, serta sarat dengan nilai-nilai sprirtual yang tinggi serta memiliki cita rasa kemanusiaan dan keadilan yang tinggi pula.

Meskipun sering menuai kontroversial dari kalangan para penguasa saat itu karena ucapannya yang sering dianggap menyinggung mereka , ia adalah seorang sastrawan yang jenaka, mempunya selera humor yang tinggi, penuh dengan canda meskipun berlidah tajam.

Abu Nawas meninggal pada tahun 190 H, dan diakhir hayatnya ia dikenal sebagai orang yang selalu mewarnai hidupnya dengan kegiatan ibadah.

Ini tergambar dari beberapa syair dan puisi Abu Nawas yang mengungkapkan rasa penyesalannya akan kehidupan pada masa mudanya yang telah lalu.

Berikut adalah diantara Syair-syair Sang Abu Nawas yang bisa kami kumpulkan,

"Apabila kematian telah mencengkramkan kuku-kukunya, maka engkau akan menjumpai setiap ajimat apapun tidak akan berguna lagi".

"Kematian datang tiba-tiba (tidak diketahui) dan kuburan adalah kotaknya amal, apakah dia selalu dalam keadaan lalai sampai apabila ajal sudah mendekatinya".

"Wahai Tuhanku aku tidak pantas masuk ke Surga Firdausmu, tetapi akupun tidak kuat masuk kedalam neraka Jahim (neraka Jahanam), oleh karenanya ampunilah segala dosa-dosaku, berikan aku ampunan dan terima taubatku, karena Engkaulah yang bisa mmengampuni dosa-dosa besar".

"Wahai Tuhanku, hambamu ini datang kepadamu dengan membawa maksiat, dengan mengakui segala dosa dan memohon ampunan dariMu".

"kalau Engkau mengampuni segala dosaku, memang Engkaulah yang pantas mengampuni dosa, tetapi jika engkau menolak permohonanku, siapa lagi yang aku harapkan untuk mengampuni dosaku".

"Dosaku banyaknya bagaikan butiran-butiran pasir, Wahai Engkau Zat Yang Maha Agung terimalah taubatku, sedangkan umurku semakin berkurang setiap hari, dosaku setiap hari bertambah, bagaimana aku dapat menanggung beban dosa ini".

Wallahu 'Alam, demikian dan semoga ada manfaatnya.

Baca juga:

Sumber:
- Wejangan Guruku Tercinta

BERLANGGANAN ARTIKEL GRATIS!
Update artikel terbaru akan kami kirim langsung ke alamat email anda.

Anda perlu mengkonfirmasi link aktivasi yang kami kirim ke email anda!

0 Response to "Syair Senandung Kematian Sang Abu Nawas"

Post a Comment