Pesan Untuk Bunda, Hanya Sekali Masa Kecil Anakmu, Janganlah Jadi Ibu Pemarah
Definisi marah adalah luapan gejolak dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang menimpakan gangguan yang terjadi padanya.
Sebuah penelitian oleh Oregon State University (OSU) yang dilakukan di tahun 2015, menunjukkan adanya keterikatan pembentukan pribadi seorang anak antara faktor karakter bawaan atau gen dengan lingkungan dia berada.
Jika anda merupakan salah satu tipe ibu pemarah, waspadalah dalam hal ini, karena Ibu yang gampang marah dan mudah bereaksi akan mengakibatkan sang anak mempunyai karakter yang sama dengan ibunya. Lebih dari itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa bagaimana seorang anak dibesarkan di usia balita akan mempengaruhi karakternya di tahun-tahun berikutnya pada fase pembentukan kehidupannya.
Memang bukanlah pekerjaan mudah didalam mengurus dan mendidik anak, dibutuhkan kemampuan mengendalikan emosi dan kesabaran luar biasa agar bisa menjadi ibu yang hangat dan nyaman bagi anaknya.
Tak mengherankan jika seorang ibu yang memiliki temperamen yang meledak-ledak alias pemarah, akan bereaksi seperti membanting barang, memukul atau marah-marah di depan anak, maka anak cenderung akan meniru karakter tersebut dengan cepat.
maka dari itu, waspadalah dalam hal ini sedini mungkin, karena kelemahlembutan anda yang berperan menjadi seorang ibu didalam perihal mendidik anak-anak sangatlah penting bagi masa depan mereka kelak.
Tahanlah diri jika emosi sedang meluap-luap, paksakan diri untuk sabar ketika berhadapan dengan anak, jangan pernah memukul mereka, dan jangan pernah menyakiti mereka dengan makian dan cubitan.
...Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. [QS. Al-Imran : 134).
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berwasiat dan mengingatkan kepada siapapun yang ingin menggapai surga-Nya Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR al-Bukhari)
Hal-hal yang perlu dilakukan dikala amarah hendak bergejolak:
# Membaca Bacaan Ta'awudz
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengajarkan dalam meredam amarah adalah dengan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk".
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Shurad Radhiyallahu anhu:
Kami sedang duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba ada dua orang laki-laki saling mencaci di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang dari keduanya mencaci temannya sambil marah, wajahnya memerah, dan urat lehernya menegang, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, aku mengetahui satu kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilanglah darinya apa yang ada padanya (amarah). Seandainya ia mengucapkan,
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)”. Para sahabat berkata, “Tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Rasulullah?” Laki-laki itu menjawab, “Aku bukan orang gila” (HR. Bukhori Muslim)
# Hendaklah diam, tidak mengumbar amarah.
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam". (HR. Ahmad)
# Merubah posisi ketika marah.
"Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring". (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Demikian, semoga ada manfaatnya.
Sebuah penelitian oleh Oregon State University (OSU) yang dilakukan di tahun 2015, menunjukkan adanya keterikatan pembentukan pribadi seorang anak antara faktor karakter bawaan atau gen dengan lingkungan dia berada.
Jika anda merupakan salah satu tipe ibu pemarah, waspadalah dalam hal ini, karena Ibu yang gampang marah dan mudah bereaksi akan mengakibatkan sang anak mempunyai karakter yang sama dengan ibunya. Lebih dari itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa bagaimana seorang anak dibesarkan di usia balita akan mempengaruhi karakternya di tahun-tahun berikutnya pada fase pembentukan kehidupannya.
Memang bukanlah pekerjaan mudah didalam mengurus dan mendidik anak, dibutuhkan kemampuan mengendalikan emosi dan kesabaran luar biasa agar bisa menjadi ibu yang hangat dan nyaman bagi anaknya.
Tak mengherankan jika seorang ibu yang memiliki temperamen yang meledak-ledak alias pemarah, akan bereaksi seperti membanting barang, memukul atau marah-marah di depan anak, maka anak cenderung akan meniru karakter tersebut dengan cepat.
maka dari itu, waspadalah dalam hal ini sedini mungkin, karena kelemahlembutan anda yang berperan menjadi seorang ibu didalam perihal mendidik anak-anak sangatlah penting bagi masa depan mereka kelak.
Tahanlah diri jika emosi sedang meluap-luap, paksakan diri untuk sabar ketika berhadapan dengan anak, jangan pernah memukul mereka, dan jangan pernah menyakiti mereka dengan makian dan cubitan.
...Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. [QS. Al-Imran : 134).
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berwasiat dan mengingatkan kepada siapapun yang ingin menggapai surga-Nya Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR al-Bukhari)
Hal-hal yang perlu dilakukan dikala amarah hendak bergejolak:
# Membaca Bacaan Ta'awudz
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengajarkan dalam meredam amarah adalah dengan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk".
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Shurad Radhiyallahu anhu:
Kami sedang duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba ada dua orang laki-laki saling mencaci di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang dari keduanya mencaci temannya sambil marah, wajahnya memerah, dan urat lehernya menegang, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, aku mengetahui satu kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilanglah darinya apa yang ada padanya (amarah). Seandainya ia mengucapkan,
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)”. Para sahabat berkata, “Tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Rasulullah?” Laki-laki itu menjawab, “Aku bukan orang gila” (HR. Bukhori Muslim)
# Hendaklah diam, tidak mengumbar amarah.
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam". (HR. Ahmad)
# Merubah posisi ketika marah.
"Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring". (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Demikian, semoga ada manfaatnya.
0 Response to "Pesan Untuk Bunda, Hanya Sekali Masa Kecil Anakmu, Janganlah Jadi Ibu Pemarah"
Post a Comment