Definisi Kaya Harta Dan Bahagia Menurut Rasulullah Dan Islam
“Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa.” (HR. Bukhari Muslim)
Gambar - vanaya |
Kaya harta adalah hal yang selalu menjadi obsesi seseorang, siapapun juga tanpa terkecuali, karena siapapun kita akan mempunyai pandangan yang sama bahwa dengan kaya harta seseorang akan bisa memperoleh segala bentuk kebahagiaan.
Kaya harta adalah puncak dari suksesnya seseorang, ia selalu disandarkan dengan melimpahnya materi ataupun harta benda, seperti rumah mewah, kendaraan yang berderet, pakaian yang perlente, emas dan perak yang banyak, tabungan yang angka nol nya sudah susah untuk dihitung lagi atau sejenis dengan hal itu tadi.
Tapi bagaimana dengan pandangan Baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam tentang kekayaan?
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda,
“Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa.” (HR. Bukhari Muslim)
Bisa kita pahami dari hadist diatas bahwa, definisi kaya menurut Rasulullah ternyata berbanding terbalik dengan pemahaman yang sering kita pikirkan.
Jika si A mempunyai harta senilai 67 miliar dalam bentuk mata uang dolar AS, lalu si B memiliki harta mencapai 250 miliar dolar AS, pasti si A mengatakan bahwa si B itu orang yang kaya raya dan si A ini mungkin akan mengklaim dirinya bukan sebagai orang kaya karena pandangannya yang melihat ke atas tadi. Padahal bagi si C yang baru mempunyai harta senilai 50 miliar dolar AS, akan menyebut si A sebagai orang yang kaya raya juga.
Kaya harta ternyata tidak ada puncaknya, karena di atas orang kaya ada orang yang lebih kaya pula, dan itulah yang di sebut hukum relativitas, si A bisa disebut orang kaya di sini, belum tentu kaya di sana, si B yang katanya miskin di suatu tempat, justru bisa jadi dia adalah orang paling kaya di tempat lain, demikian pula seterusnya kita tidak akan mencapai titik temunya.
Mengapa ini bisa terjadi, tak lain ini disebabkan cara pandang kita yang salah dan selalu melihat ke atas bukan ke bawah, ditambah lagi faktor keinginan dan kebutuhan yang setiap orang akan selalu berbeda sesuai dengan profesi dan dimana ia tinggal.
Islam memandang kaya bukan dari apa yang ada diluar tubuh ini, melainkan apa yang ada di dalam lubuk hati dan jiwa, itu akan terukur dari seberapa lapangkah kita mensyukuri apa yang sudah Allah karuniakan kepada kita.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda,
“Sungguh berbahagia orang yang masuk agama Islam dan diberi rezeki cukup, serta dikaruniai Allah sifat qana’ah atas segala yang diberikan kepadanya.” (HR Muslim).
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menegaskan kembali,
“Bukanlah orang miskin itu orang yang berkeliling mendatangi rumah ke rumah lalu ditolak ketika meminta sebiji atau dua biji kurma, atau ketika meminta sesuap atau dua suap makanan. Tetapi orang miskin yang sebenarnya adalah orang yang tidak pernah memiliki kekayaan untuk mencukupi keperluannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Maka beruntunglah orang yang dikaruniai oleh Allah berupa harta lalu ia lapang dada dan bersyukur serta menerima apa yang sudah ada itu, selalu gemar untuk bersedekah, sehingga hidup selalu dalam lingkup keberkahan dan dijauhkan dari bencana dan malapetaka.
Baca juga:
- 8 Alasan Logis Seorang Muslim Harus Kaya Dalam Bentuk Materi
- Kiat Dan Rahasia Sukses Kaya Rezeki Ala Abdurrahman Bin Auf
0 Response to "Definisi Kaya Harta Dan Bahagia Menurut Rasulullah Dan Islam"
Post a Comment